Rabu, 10 Februari 2016

Trik Menyontek



Dunia menyontek ternyata masih merajalela, teman. Entahlah, mungkin menyontek sudah ditanamkan sejak duduk di bangku SD. Bahkan sampai kuliah pun, saya masih terus menemukan teman-teman saya yang masih hobi sekali menyontek setiap ujian.

Inilah trik-trik menyontek yang saya temukan selama saya memerhatikan teman-teman saya.

1. Memfotokopi materi kuliah dengan ukuran kecil. Yang nantinya akan dimasukkan ke saku almamater atau memasukannya ke tempat pensil.


2. Menyontek menggunakan handphone dengan cara browsing lewat internet.

3. Ini bagi yang pakai kerudung, pintar sekali ide liciknya. Jadi, dia merekam semua materi, saat masuk ke ruang ujian dia sudah siap menyematkan earphone-nya di kedua telinga. 

4. Ini apabila pengawasnya ketat, si pelajar akan pura-pura minta ijin ke toilet. Bahkan sampai ada pengawas yang mengikuti si mahasiswa karena curiga, dan ternyata memang benar, si pelajar ingin menyontek.


5. Ada pelajar yang saya temukan menulis materi yang belum di hapalnya di lengannya, dan nanti lengan itu akan ditutupi oleh almamater. 

Oke, itulah trik-trik menyontek yang saya tahu. Artikel ini tidak bermaksud untuk mengajari hal-hal yang tidak baik. Hanya untuk mengingatkan pengawas, siapa tahu nanti kamu menjadi pengawas.

Saya berhenti menyontek sejak duduk di bangku SMP, waktu itu ulangan matematika. Dan saya pusing sekali karena harus menghapal rumus. Kemudian saya umpetin buku saya di kolong meja, dan saya syok salah satu guru matematika saya memeriksa semua kolong meja para pelajar. Yasudah deh, kepergok lah saya. Terus Bu Tini bilang, "Makin Bodoh saja kamu kalau menyontek terus!" 
Sejak diomelin dengan kata-kata nyelekit, akhirnya saya nggak pernah berani lagi menyontek.

Setiap di ruang ujian, kalau pun saya nggak bisa, saya tetap tidak tergoda untuk membuka HP. Biarkan nilai saya jelek, tapi hasil usaha sendiri daripada dapat nilai bagus tapi hasil dari menyontek. 


Dosa Menyontek Saat Ujian
Islam Melarang Berbuat Curang dan Berbohong
Akibat Berbuat Curang Saat Ujian
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا
Barangsiapa yang menipu kami, maka ia tidak termasuk golongan kami.” (HR. Muslim no. 101, dari Abu Hurairah).
Hadits di atas ada kisahnya ketika seorang pedagang mengelabui Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak jujur dalam jual belinya. Dari Abu Hurairah, ia berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَرَّ عَلَى صُبْرَةِ طَعَامٍ فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِيهَا فَنَالَتْ أَصَابِعُهُ بَلَلاً فَقَالَ « مَا هَذَا يَا صَاحِبَ الطَّعَامِ ». قَالَ أَصَابَتْهُ السَّمَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ أَفَلاَ جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَىْ يَرَاهُ النَّاسُ مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّى
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah, maka pun beliau bertanya, “Apa ini wahai pemilik makanan?” Sang pemiliknya menjawab, “Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa kamu tidak meletakkannya di bagian makanan agar manusia dapat melihatnya? Ketahuilah, barangsiapa menipu maka dia bukan dari golongan kami.” (HR. Muslim no. 102)
Ini berarti setiap orang yang menipu, berbohong, berbuat curang, mengelabui dikatakan oleh Nabi bukanlah termasuk golongan beliau. Artinya, diancam melakukan dosa besar. Menyontek pun demikian.
Dalam hadits dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu juga dijelaskan keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta.  Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim no. 2607)
Dalam hadits lainnya disebutkan tiga tanda munafik,
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Tiga tanda munafik adalah jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan ketika diberi amanat, maka ia ingkar” (HR. Bukhari no. 33 dan Muslim no. 59).


0 komentar:

Posting Komentar