Selasa, 24 Februari 2015

Review novel Dua Keping Cinta




Penulis: Madun Anwar
Ukuran: 13 x 19 cm
Tebal: vi + 138 hlm
Penerbit: mediakita
ISBN: 979-794-482-4
 Price:
Sales price: Rp40000.00

Sebelumnya terimakasih untuk Mas Don yang sudah memberikan novel ini, dan saya ucapkan selamat atas novel perdananya yang sudah terbit ^_^ selama ini si penulis selalu cerita jika naskah novelnya sering ditolak, sempat down. Tapi Alhamdulilah, akhirnya Mas Don berhasil menerbitkan novel juga. Sekali lagi selamatt! :D

Oke, saatnya me-review novel yang diberi judul "Dua Keping Cinta" ini, novel ini bercerita tentang Lestari, gadis SMA--seorang anak tukang penjual kue. Lestari tergolong murid yang pintar. Ia juga mempunyai sahabat baik bernama Dila. Lestari sering berpenampilan apa adanya, tidak seperti Dila yang selalu ingin terlihat cantik. Dila pernah bilang, jika ia tidak akan pacaran sebelum Lestari punya pacar.
Suatu ketika saat Lestari sedang mengerjakan tugas Bahasa Indonesianya di perpustakaan, ia lupa membawa alat tulis, hingga terpaksa dia sok kenal pada cowok yang berada di dekatnya dan meminjam pulpen pada cowok itu. Lestari diam-diam memerhatikan cowok itu dan ingin mencari tahu siapa namanya. Saat bertanya pada Dila, ternyata cowok itu bernama Raihan tetangga tantenya. Dan sepertinya nasib berpihak pada Lestari, saat itu ia disuruh mengantarkan pesanan kue oleh ibunya ke sebuah alamat yang masih belum diketahuinya, tiba di sebuah rumah yang terbilang mewah, ternyata si pemilik rumah yang memesan kue itu adalah Raihan. Tentu saja Lestari sangat senang, ia pun mulai terkena sindrome senyum-senyum sendiri, begitu pun yang dirasakan oleh Raihan. Namun keduanya sama-sama malu-malu kucing hingga akhirnya Dila dan Dito--teman Raihan beraksi menjadi mak comblang. Namun sayang, ternyata takdir tidak memihak pada kisah lope-lope Lestari dan Raihan. Apa yang terjadi? Silahkan cari tahu sendiri dan baca novelnya saja.

Gaya bahasanya sangat mudah dipahami, cocok untuk remaja yang tidak terlalu berat. Namun tetap setiap novel yang saya baca pasti tak pernah lepas dari typo. Juga ada beberapa kalimat yang kurang tepat dan nggak enak dibaca.

Semangat terus ya Mas Don. Semoga bisa menghasilkan karya yang lebih baik baik dan lagi lagi lagi. *eh Sekian review dari kembaran Revalina S. Temat ini. Huhuyy maunya :v

0 komentar:

Posting Komentar