Senin, 27 Juni 2016

Review Novel Cinta Tanpa Jeda


Judul : Cinta Tanpa Jeda
Penulis : Dela Maifitri
Cetakan 1, Maret 2016
Penerbit : MNC (Media Nusa Creative)

Sinopsis:
“Sesulit apa mencintai seseorang yang berkorban banyak hal dalam hidupnya demi kita? Apa memberikan cinta kepada seseorang yang tulus mencintai kita adalah hal yang menyakitkan?”
Aila menyerah pura-pura terlalu lama mencintai Kendra. Kehadiran Suze, cukup membuatnya terpukul. Bule berparas cantik itu akhirnya diakui Kendra sebagai kekasihnya. Pantas pertunjukan itu menjadi saksi berakhirnya hubungan mereka.
Kehidupan baru, justru mendekatkan Aila pada masa lalu. Menariknya jauh ke belakang, mengungkap rahasia-rahasia lampau yang sudah terkubur.
Kendra tidak semudah itu melepaskan, ia terus melibatkan diri. Tak peduli meski ia tahu hatinya akan patah. Kehadiran Irvan yang dianggapnya sebagai ancaman, perlahan membuka lebar matanya. Seharusnya sudah sejak sembilan tahun lalu ia sadar bahwa bukan Irvanlah saingannya dari awal. Lalu, siapa?

===

Sudah lama saya barter novel ini dengan Dee, penulis asal Padang yang saya kenal di dunia maya. Pertama melihat novel ini ... dilihat dari cover-nya yang bagi saya kurang menarik sampai saya malas meliriknya apalagi membacanya, padahal tulisan Dee itu bagus, jadi sangat disayangkan sekali tulisannya bagus tapi cover-nya tidak menjual, meski ada pepatah yang mengatakan jangan menilai buku dari sampulnya, tapi bagi saya cover buku itu sangat penting untuk menarik minat pembaca, apalagi meningkatkan penjualan.
Lewat novel ini, penulis berhasil membuat saya jatuh cinta pada hampir semua tokoh yang ia buat. Ia cerdas memainkan alur yang maju mundur, merangkai kata demi kata yang indah dan bermakna. Kisah Kendra yang berpacaran dengan Aila selama beberapa tahun, ia harus melepaskan Aila karena gadis itu belum juga melupakan si inisial BP—cowok di masa lalunya, cinta pertama. Ah, cinta pertama memang selalu menarik untuk dijadikan cerita.
Bagus, itu komentar saya mengenai novel ini. Saya melahap novel ini hanya dalam waktu sehari. Penulis berhasil membuat saya penasaran bagaimana akhir dari cerita ini. Romantis, tapi tidak menye-menye.

Tapi, di balik kelebihan pasti selalu terselip kekurangan. Ejaan Bahasa Indonesinya kacau. Banyak dialog yang tidak diakhiri tititk. Banyak kata “di” yang tidak disambung dengan kata kerja. Pokoknya novel ini seperti tidak di-edit.

Penulis juga tidak berhasil membawa saya ke setting yang diangkat di novel ini, Padang. Dan gaya bahasa saat alur menuju Aila masih SMP bagi saya tidak masuk akal, terlalu dewasa. Apalagi Kendra.

Bagi saya, Dee sangat cocok menulis roman dewasa. Oke, itu saja. Semoga penulisnya tidak tersinggung dan tidak berhenti berkarya gara-gara membaca review yang sok tahu ini. Hihi. *Hampura :D

Ditunggu karya selanjutnya, ya, Dee. Sukses selalu. ^_^




1 komentar:

  1. Tanks kak reviewnya heheeheh....

    Jangan Lupa Kunjungi Blog/Artikel Kitaa Ya Kaka " Berbagi Itu Indah " !!!!!!

    ( >>> DISINI <<< )

    Seputar Aritkel Bola

    Download Game Online
    Artikel Bola Terupdate 2017

    BalasHapus