Kamis, 05 November 2015

Jangan Marah Jika Suamimu Bilang Masakanmu Tidak Enak




Sudah lama saya tidak menulis di Blog. Inilah bahan tulisan pertama saya setelah sekian lama tidak posting apa-apa. Tulisan ini terinspirasi dari dosen saya saat di kelas beliau bercerita ada seorang istri yang tersinggung ketika masakannya dikomentari tidak enak oleh suaminya.
            Penting nggak, ya? Anggap saja pentinglah, ya. Lagian kamu juga sudah telanjur baca postingan ini, jadi harus baca sampai ending. Maksa. Haha.
            Sebelum masuk kisah sang istri dan suami yang berantem gara-gara masakan, saya mau cerita dulu nih, ujung-ujungnya curhat.
            Saya heran, semua mie ayam yang saya cobain selama tinggal di Jakarta, dari mulai depan rumah saya, depan kampus, mal langganan saya, mulut saya tidak pernah mengucapkan kata, “enak”. Sampai teman saya pernah rekomen yang katanya mie ayamnya sangat uenakkk, saya ujung-ujungnya cuma bilang, “lumayan”. Hanya itu kata pujian tertinggi yang terlontar dari mulut saya.
            Saya sebenarnya nggak begitu rewel soal makanan sih. Tapi entah kenapa untuk makanan yang satu ini kok nggak ada ya yang seenak mie ayam yang di kampung saya itu. Ada tukang mie ayam di kampung saya, saya sering menyebutnya mie ayam “Mang Hendy” yang menurut saya lezat banget. Makanya kenapa saya sering kangen kampung karena saya kangen makan mie ayam buatan Mang Hendy.
            Ternyata setelah dipikir-pikir akhirnya saya tahu penyebabnya kenapa saya bilang semua mie ayam yang saya cobain di Jakarta nggak ada yang bisa nandingin mie ayam “Mang Hendy”. Karena dari kecil, lidah saya pertama kali mencicipi mie ayam buatan Mang Hendy. Jadilah lidah saya sudah terbiasa dengan mie ayam buatan Mang Hendy. Sama halnya ketika suamimu mengatakan masakanmu tidak enak, karena memang dari kecil lidahnya sudah terbiasa mencicipi masakan ibunya. Jadi suamimu perlu beradaptasi dengan masakanmu. Bukan karena tidak enak, hanya saja belum terbiasa.
            Dan jangan bangga ketika suamimu memuji, “Sayang, masakanmu enak seperti masakan ibuku.”
            Sama saja suamimu menganggap kalau kau adalah ibunya. Berilah rasa yang yang berbeda sebagai ciri khas masakanmu. Agar saat suamimu mencicipi masakanmu, “Hmm, ini pasti masakan istriku.”
            Sekian, semoga rumah tanggamu semakin harmonis. Jangan berantem hanya karena hal-hal seperti itu ya wahai para istri.
           
Saya memang belum menikah. Dan tulisan ini pun memang saya tulis ulang dari kata-kata dosen favorit saya Bu Titin ketika mengajar di kelas. Tentunya beliau sudah menikah dan sudah mempunyai anak.

Terima kasih sudah membaca. Semoga bermanfaat ^_^

2 komentar: