Disney in France
Disney sebagai perusahaan yang mengembangkan konsep taman hiburan dalam
bisnisnya telah berhasil meraih keuntungan di Amerika Serikat dan Jepang. Langkah
selanjutnya yang dilakukan Disney adalah mencoba memasuki pasar Eropa, dalam
hal ini Paris sebagai target utamanya. Mengapa Paris yang dijadikan kota yang
akan dibangun taman hiburan berikutnya? Mengapa tidak memilih kota yang lain?
Disney berargumen bahwa Paris dipilih karena beberapa alasan, pertama sekitar
17 juta orang eropa tinggal kurang dari dua jam perjalanan menuju Paris, dan
sekitar 310 juta dapat terbang ke Paris pada waktu yang sama. Kedua, besarnya
perhatian pemerintah kota paris yang menawarkan lebih dari satu milyar dollar
dalam berbagai insentif, dan ekspektasi bahwa proyek ini akan menciptakan 30000
lapangan pekerjaan.
Namun apa yang terjadi? Dalam pelaksanaanya Disney mengahadapi beberapa masalah
antara lain berupa boikot acara pembukaan oleh menteri kebudayaan Perancis, dan
kegagalan Disney untuk memperoleh target pengunjung yang datang dan pendapatan
yang diharapakan. Mengapa bisa? Hal ini disebabkan karena Disney kesalahan
asumsi terhadap selera dan pilihan dari konsumen di Perancis. Ini disebabkan
karena perbedaan budaya, Disney menganggap pola budaya perusahaan yang telah
berhasil dijalankan di Amerika Serikat dan Jepang akan berhasil pula di
Perancis, ternyata tidak. Sebagai contoh, pertama, kebijakan disney untuk
tidak menyediakan minuman alkohol di taman hiburan, berakibat buruk karena di
Paris sudah menjadi kebiasaan untuk makan siang dengan segelas wine. Kedua
asumsi bahwa hari jumat akan lebih ramai dari hari minggu, ternyata
berkebalikan. Ketiga, Disney tidak menyediakan sarapan pagi berupa bacon dan
telur seperti yang dinginkan oleh konsumen, tapi malah menyediakan kopi dan
Croissant.
Begitu juga dengan model kerja tim yang diterapkan, disney mencoba
menerapakan model kerja tim yang serupa dilakukan di USA dan Jepang, yang tidak
dapat diterima oleh karyawan Disney di Paris. Juga kesalahan perkiraan Disney
bahwa orang Eropa akan menghabiskan waktu lam di taman mereka, ternyata keliru.
Kegagalan dan kesalahan pola budaya perusahaan yang dilakukan Disney di Paris,
disebabkan oleh adanya kesalahan penafsiran budaya. Disney beranggapan bahwa apa yang
diterapakan dan sukses di USA dan jepang akan sukses pula di Perancis. Disney
seharusnya mengadakan riset dahulu tentang bagaimana budaya orang Perancis agar
pola budaya perusahaan dapat disesuaikan dengan kultur setempat dan diterapkan
di Perancis. Dan setelah Disney merubah strateginya yaitu dengan merubah nama
perusahaannya menjadi Disney land Paris, merubah makanan dan pakaian yang
ditawarkan sesuai pola budaya setempat, harga tiket dipotong sepertiganya,
terbukti jumlah pengunjung Disney di Paris mengalami kenaikan.
0 komentar:
Posting Komentar