(Ini gambar teman saya, ya. :D)
Dulu,
saya iri dengan orang yang bisa melukis. Saat itu saya langsung
menuju Gramedia membeli buku sketsa dan pensil 2B.
Saya coba menggambar beberapa, gambar manusia. Setelah jadi, saya
perlihatkan pada teman-teman, lalu mereka bilang katanya gambar saya
nggak bisa dibilang bagus yang artinya jelek. Ada juga yang
berkomentar lebih wow lagi, gambar saya katanya seperti gambar anak
SD. Lalu, saya cerita sama teman yang ahli di bidang gambar, dia
kuliah mengambil jurusan seni rupa. Dia bilang, “Lanjut, Mbak. Dulu
malah gambar saya pernah dicoret-coret sama dosen lho.”
Baiklah, ternyata itu hanyalah ujian mental saja. Tapi setelah itu
saya tidak menggambar lagi. Bukan karena saya bermental tempe,
menyerah, bukan. Setelah lama berpikir, saya merasa passion
saya lebih ke nulis. Saya tidak ingin memaksakan. Tidak lagi iri
dengan orang yang ahli di bidang menggambar. Setiap orang punya
keahlian berbeda-beda.
Dan, di postingan ini saya ingin membahas tentang seseorang.
Baiklah. Dulu saya sempat membaca statusnya di media sosial, katanya
dia bisa dapat uang hanya dengan nge-Blog, Website, Adsense, pokoknya
dia bisa menghasilkan uang hanya dengan online. Dia
bilang, sudahlah ... berpikir pintar saja. Tidak usah capek-capek
pulang pergi kerja, macet-macetan. Kamu bisa mendapatkan uang hanya
dengan buka laptop di rumah.
Tadinya saya kagum dengan
profesinya. Tapi, kenapa malah jadi terkesan arogan, ya. Seolah semua
orang harus berprofesi sama dengannya. Baiklah ... itu adalah
persepsi saya dan boleh jadi beda dengan persepsi orang lain.
Jika semua orang kerja di rumah,
maka tak ada lagi orang lalu-lalang di jalanan. Angkutan umum dan
tukang ojek pun sepi penumpang. Perusahaan-perusahaan yang sudah
berdiri akan sepi seperti kuburan.
Kemudian pikiran saya mulai
berkelana ke dokter, jika tidak ada orang sakit. Dokter tidak ada,
rumah sakit tidak akan berdiri. Semua orang berprofesi sebagai
Blogger.
Pernah juga membaca buku motivasi.
Di mana di buku tercantum percakapan antara si motivator dan orang
yang dimotivasi. Si penanya bilang, “Kalau semua orang di Indonesia
ini jadi pengusaha semua, lalu nanti karyawannya siapa, yang beli
siapa?”
“Gampang,
rekrut saja tenaga kerja luar negeri,” katanya.
Baiklah,
saya tahu maksud si motivator adalah memotivasi orang yang ingin jadi
pengusaha. Tapi, dengarlah ... jangan mengikuti profesi orang lain
yang memang tidak kau minati, bukan keahlianmu. Jika kau hanya
ikut-ikutan ingin jadi si A, si B, kau sama saja orang yang pasaran
dan tidak punya prinsip hidup.
Boleh
bangga dengan profesi sendiri, tapi jangan arogan. Menganggap
pekerjaan sendirilah yang lebih keren.
Dunia
ini akan sepi sekali jika semua manusia hanya menekuni satu profesi
saja. Sama halnya watak yang diberikan Allah kepada setiap manusia.
Heterogen. Berseni.
Mari
saling menghargai
profesi masing-masing. ^_^
0 komentar:
Posting Komentar