Judul :
Cinta Tanpa Jeda
Penulis :
Dela Maifitri
Cetakan
1, Maret 2016
Penerbit :
MNC (Media Nusa Creative)
Sinopsis:
“Sesulit
apa mencintai seseorang yang berkorban banyak hal dalam hidupnya demi
kita?
Apa memberikan cinta kepada seseorang yang tulus mencintai kita
adalah hal yang menyakitkan?”
Aila
menyerah pura-pura terlalu lama mencintai Kendra. Kehadiran Suze,
cukup membuatnya terpukul. Bule berparas cantik itu akhirnya diakui
Kendra sebagai kekasihnya. Pantas pertunjukan itu menjadi saksi
berakhirnya hubungan mereka.
Kehidupan
baru, justru mendekatkan Aila pada masa lalu. Menariknya jauh ke
belakang, mengungkap rahasia-rahasia lampau yang sudah terkubur.
Kendra
tidak semudah itu melepaskan, ia terus melibatkan diri. Tak peduli
meski ia tahu hatinya akan patah. Kehadiran Irvan yang dianggapnya
sebagai ancaman, perlahan membuka lebar matanya. Seharusnya sudah
sejak sembilan tahun lalu ia sadar bahwa bukan Irvanlah saingannya
dari awal. Lalu, siapa?
===
Sudah
lama saya barter novel ini dengan Dee, penulis asal Padang yang saya
kenal di dunia maya. Pertama melihat novel ini ... dilihat dari
cover-nya
yang bagi saya kurang menarik sampai saya malas meliriknya apalagi
membacanya, padahal tulisan Dee itu bagus, jadi sangat disayangkan
sekali tulisannya bagus tapi cover-nya tidak menjual, meski ada pepatah yang mengatakan jangan
menilai buku dari sampulnya, tapi bagi saya cover
buku itu sangat penting untuk menarik minat pembaca, apalagi
meningkatkan penjualan.
Lewat
novel ini, penulis berhasil membuat saya jatuh cinta pada hampir
semua tokoh yang ia buat. Ia cerdas memainkan alur yang maju mundur,
merangkai kata demi kata yang indah dan bermakna. Kisah Kendra yang
berpacaran dengan Aila selama beberapa tahun, ia harus melepaskan
Aila karena gadis itu belum juga melupakan si inisial BP—cowok di
masa lalunya, cinta pertama. Ah, cinta pertama memang selalu menarik
untuk dijadikan cerita.
Bagus,
itu komentar saya mengenai novel ini. Saya melahap novel ini hanya
dalam waktu sehari. Penulis berhasil membuat saya penasaran bagaimana
akhir dari cerita ini. Romantis, tapi tidak menye-menye.
Tapi,
di balik kelebihan pasti selalu terselip kekurangan. Ejaan Bahasa
Indonesinya kacau. Banyak dialog yang tidak diakhiri tititk. Banyak
kata “di” yang tidak disambung dengan kata kerja. Pokoknya novel
ini seperti tidak di-edit.
Penulis juga tidak berhasil
membawa saya ke setting
yang diangkat di novel ini, Padang. Dan gaya bahasa saat alur menuju
Aila masih SMP bagi saya tidak masuk akal, terlalu dewasa. Apalagi
Kendra.
Bagi saya, Dee sangat cocok
menulis roman dewasa. Oke, itu saja. Semoga penulisnya tidak
tersinggung dan tidak berhenti berkarya gara-gara membaca review yang sok tahu ini.
Hihi. *Hampura :D
Ditunggu karya selanjutnya, ya,
Dee. Sukses selalu. ^_^
Tanks kak reviewnya heheeheh....
BalasHapusJangan Lupa Kunjungi Blog/Artikel Kitaa Ya Kaka " Berbagi Itu Indah " !!!!!!
( >>> DISINI <<< )
Seputar Aritkel Bola
Download Game Online
Artikel Bola Terupdate 2017