Judul | : Cinta Tak Kenal Logika | ||||||||||
No. ISBN | : 9786021588826 | ||||||||||
Penulis | : Kamal Agusta | ||||||||||
Penerbit | : Rumah Oranye | ||||||||||
Tanggal terbit | : Juni - 2014 |
SINOPSIS BUKU - Cinta Tak Kenal Logika
Memang benar tak ada alasan yang tepat untuk jatuh cinta. Terkadang kita bisa saja dengan mudah mencintai orang yang baru saja kita kenal, atau bahkan baru pertama kali bertemu. Cinta memang aneh, ia tak mengenal segala logika yang coba dihadirkan.
Aku tahu apakah aku harus mengakui rasa ini, atau aku harus menyimpannya dalam hati saja karena aku tahu ada dia yang lebih mencintaimu. Dia yang akan selalu mencoba membuatmu merasa nyaman. Sementara aku? Aku hanya akan terlalu sering membuatmu khawatir, membuatmu mengalah, membuatmu hanya menghabiskan waktu untuk memahamiku.
Jika memang tak ada logika yang bisa meyakinkanku untuk mampu menerimamu, untuk mencintaimu, maka biarkan aku mengagumimu saja. Karena aku yakin, bahagia itu ada, meski pada akhirnya bukan cinta yang menyatu.
Sebenarnya
sudah lama saya selesai membaca novel ini. Dua minggu yang lalu—kalau
tidak salah—disaat saya sedang gila-gilanya membaca. Seminggu sampai bisa
melahap enam novel. Oke. No curcol :3
Dan maaf baru sempat membuat
review-nya sekarang. Hampura :D
Meskipun
agak bosan membaca novel remaja, tapi karena ini novel debutnya Kamal
Agusta—sahabat saya. Akhirnya ... saya menyempatkan menculik novel ini di toko
buku. #eh
Ceritanya
sederhana, konflik tidak terlalu berat, khas remaja. Di prolog sudah digambarkan
kalau tokoh Prema kepergok berduaan (selingkuh) dengan Yuri oleh Seisa. Dan di
bab pertama, ternyata Yuri adalah sahabat Seisa—yang lebih dulu menyukai Prema.
Agak males ya sama tema yang seperti ini, secara saya sudah mengalaminya.
#puk-puk :'(
Di bab pertama, disaat
pertandingan futsal SMA Nusantara. Kelas X1—kelasnya Prema melawan kelas
X9—kelasnya Rafky. Saya kira di sini, penulis akan membuat Seisa jatuh cinta
pada si nomor punggung tujuh (Rafky), karena penulis menggambarkan saat Seisa menonton pertandingan futsal dengan Yuri, Seisa lebih banyak memerhatikan
Rafky : si cowok dengan aura kesepian dibanding Prema : si cowok tampan yang
jadi idola cewek-cewek di sekolah. Tapi ternyata tidak, di bab selanjutnya,
ketika Seisa pulang sekolah, dia malah terjebak hujan bersama Prema. Di
sinilah, Seisa mulai menyukai Prema.
“Kenapa menatapku seperti itu? Apa
ada kotoran di wajahku?” Seisa tersentak saat mendapati Prema menatapnya dengan
senyum geli dan alis terangkat.
Refleks, Seisa langsung menunduk
lalu mengumpati dirinya yang tertangkap basah sedang menatap Prema. Ia mulai
merasakan rasa panas yang mulai menjalar di kulit wajahnya. Jantung Seisa juga
jadi berdegup dua kali lebih kencang dibuatnya.
“Ng-nggak ada apa-apa.” Seisa
menggeleng cepat sambil berusaha mengendalikan suaranya agar tidak terdengar
gugup.
“Kamu selalu begini, ya?”
“Ha? Apa?” Prema tertawa membuat
kening Seisa berkerut. “Sori,” ucap Prema berusaha menahan tawanya, “Kamu
benar-benar lucu.”
“Lucu?”
“Itu, apa kamu selalu grogi kalau
didekat cowok?”
Oh, Tuhan, ternyata
dia tahu ....
“Ma-maksudmu?” tergagap. Seisa
berusaha menutupi keterkejutannya.
“Jangan grogi begitu. Aku aman, kok.
Nggak gigit.” Prema kembali tertawa saat mengucapkan kelakarnya itu. Seisa
meringis sambil menekan-nekankan ujung sepatunya ke lantai.
(hlman
28-29)
Ada kata-kata yang saya suka di
novel ini.
“Seisa, menurutmu lebih baik
sendirian atau bersama?”
“Bersama tentunya.”
Prema
menoleh lalu tersenyum manis. “Kurasa juga begitu. Lihat, hujan ini menjadi
indah dan menarik karena airnya turun bersama-sama. Kalau sendirian tentu tidak
ada keistimewaannya. Dan kau tahu? Aku juga bahagia kali ini bisa terjebak
hujan bersamamu. Tidak sendirian. Bersama lebih baik.” (hlman 32-33)
So sweet :D
Saya
berhasil membaca novel ini sekali duduk saja. Eh, sepertinya tiga kali.
Entahlah, lupa. Hha. Bahasanya mengalir dan enak dibaca. Hmm, sudah tak
diragukan lagi deh kalau soal tulisan Kamal Agusta :3 Namun, ada beberapa kritik
yang ingin saya sampaikan. Maaf :p
1.
Menurut saya si penulis terlalu
terburu-buru dalam menyelasaikan novel ini >.< Seisa dibuat terlalu cepat
jatuh cinta pada Prema. Dan seharusnya pada saat Prema dan Seisa sudah
berpacaran buatlah adegan-adegan romantis lainnya, atau apalah. Jadi saat si
Prema selingkuh dengan Yuri, di sini saya akan terbawa emosi. Hha. Dan bisa
jadi saya juga membenci Prema. Dan tiba-tiba saja Prema Selingkuh dengan Yuri. Hello, itu kenapa tidak dibuat
adegan atau dialog sebelum Prema dan Yuri selingkuh, ya? Sayangnya hanya
diceritakan lewat deskripsi yang singkat. Jadi feel-nya kurang dapat. Hhi
2.
Saya tidak suka sama Seisa yang
sudah menyukai Prema, tapi masih saja genit mengejar Rafky #Eh
3.
Untuk masalah tanda baca dan typo,
saya menemukan tanda baca yang tidak sesuai. Ada beberapa typo. Tapi
dimaklumi sajalah, secara karena novel kita terbit di penerbit yang sama. Dan
sudah tahu kalau kualitas editing penerbit Zettu Group kurang :3
Dan
betewe, dengar-dengar ada yang benci sama tokoh Prema, ya? Tapi di sini saya
justru malah benci sama Seisa. Hha. Alasannya apa? Kalau saya jadi Seisa, saya
tidak akan menerima Prema dan melukai perasaan sahabat saya sendiri. Apalagi
sering jalan berdua diam-diam. OMG, hello! Itu nyesek bingits! #Mulai keluar
bahasa alaynya :v
Tapi sesuai dengan judulnya, Cinta
Tak Kenal Logika. Dan memang itulah konflik yang diambil si penulis.
Tapi saya tetap suka novel ini.
Karena ending-nya sesuai dengan apa yang saya harapkan :D
Ditunggu
novel selanjutnya dari Kamal Agusta yang lebih greget lagi :3
Good luck :D
0 komentar:
Posting Komentar